Jakarta - Tersangka kasus suap Bupati Buol, Hartati
Murdaya mengeluhkan makanan di rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
yang dianggapnya racun karena tak memperhatikan kondisi kesehatannya.
Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, menegaskan makanan di rutan KPK
sudah sesuai standar.
"Prinsip utamanya itu semua tahanan mendapatkan makanan yang sama bahkan dengan petugas tahanan agar petugas itu tidak kemudian keluar mencari makan. Makanan yang diberikan kepada tahanan sebelum ditahan, setiap tersangka diperiksa kondisi kesehatan oleh dokter KPK atau dokter lain dari IDI, yang ditunjuk KPK," kata Bambang Widjojanto yang biasa disapa BW ini.
Hal itu disampaikan dia dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2012).
Hasil pemeriksaan setiap tersangka oleh dokter dan staf kesehatan yang ditunjuk KPK menjadi rekomendasi menu makanan bagi tiap tahanan. Oleh karena itu makanan KPK sudah sesuai standar.
"KPK menunjuk jasa katering untuk menyiapkan makanan bagi tahan baik yang ditahan di C1 maupun di Guntur sebanyak 3 kali setiap harinya. Standar makanan yang diberikan KPK pada tahanan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kumham," imbuhnya.
KPK, imbuhnya, tidak melarang keluarga membawa makanan pada tahanan saat kunjungan. Namun ditegaskan BW, tak ada tahanan yang menikmati fasilitas di dalam rutan.
"Tidak benar kalau di dalam sel itu ada fasilitas TV, kulkas dan microwave. Fasilitas TV itu untuk penjaga bukan tersangka. Nggak ada fasilitas TV di dalam penjara. Fasilitas kulkas dan microwave itu pasti tidak ada. Bahwa kemudian ada TV yang sempat dimanfaatkan keluarga tahanan, inilah yang sedang ditegakkan aturannya," tegasnya.
Sebelumnya hari ini dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Hartati meminta disiapkan menu makanan khusus yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
"Kalau dipaksa harus makan katering dari rutan, pagi-pagi diberikan kue basah, gula santan itu sama dengan racun buat saya," tutur Hartati.
"Soal makanan saya perlu sekali gizi untuk persidangan-persidangan ini," imbuh Hartati yang juga meminta agar pemblokiran rekeningnya dicabut ini.
"Prinsip utamanya itu semua tahanan mendapatkan makanan yang sama bahkan dengan petugas tahanan agar petugas itu tidak kemudian keluar mencari makan. Makanan yang diberikan kepada tahanan sebelum ditahan, setiap tersangka diperiksa kondisi kesehatan oleh dokter KPK atau dokter lain dari IDI, yang ditunjuk KPK," kata Bambang Widjojanto yang biasa disapa BW ini.
Hal itu disampaikan dia dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/12/2012).
Hasil pemeriksaan setiap tersangka oleh dokter dan staf kesehatan yang ditunjuk KPK menjadi rekomendasi menu makanan bagi tiap tahanan. Oleh karena itu makanan KPK sudah sesuai standar.
"KPK menunjuk jasa katering untuk menyiapkan makanan bagi tahan baik yang ditahan di C1 maupun di Guntur sebanyak 3 kali setiap harinya. Standar makanan yang diberikan KPK pada tahanan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kumham," imbuhnya.
KPK, imbuhnya, tidak melarang keluarga membawa makanan pada tahanan saat kunjungan. Namun ditegaskan BW, tak ada tahanan yang menikmati fasilitas di dalam rutan.
"Tidak benar kalau di dalam sel itu ada fasilitas TV, kulkas dan microwave. Fasilitas TV itu untuk penjaga bukan tersangka. Nggak ada fasilitas TV di dalam penjara. Fasilitas kulkas dan microwave itu pasti tidak ada. Bahwa kemudian ada TV yang sempat dimanfaatkan keluarga tahanan, inilah yang sedang ditegakkan aturannya," tegasnya.
Sebelumnya hari ini dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Hartati meminta disiapkan menu makanan khusus yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
"Kalau dipaksa harus makan katering dari rutan, pagi-pagi diberikan kue basah, gula santan itu sama dengan racun buat saya," tutur Hartati.
"Soal makanan saya perlu sekali gizi untuk persidangan-persidangan ini," imbuh Hartati yang juga meminta agar pemblokiran rekeningnya dicabut ini.
sumber : detik.com
No comments:
Post a Comment